Pengertian Batik
Secara etimologis, kata "batik" berasal dari gabungan dua
kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna "menulis" dan
"titik" yang bermakna "titik". Batik adalah seni gambar di atas kain untuk pakaian yang
dibuat dengan teknik resist menggunakan material lilin. “Batik dipahami sebagai
karya seni rupa di atas kain melalui proses pewarnaan rintang, dengan lilin
batik yang digunakan sebagai perintang” (Konsesus Nasional, 1996).
Hamzuri (2004:4) menegaskan bahwa batik merupakan
gambar atau lukisan di atas kain mori melalui penggunaan canting. Lukisan pada
batik dihasilkan melalui alat yang bernama canting. Canting sendiri terdiri
dari ukuran yang beragam, yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis serta
kehalusan titik ataupun garis yang hendak dibuat.
Peranan Batik di Indonesia
Batik
merupakan produk budaya Indonesia yang sangat unik dan kekayaan budaya yang
harus dilestarikan serta dibudidayakan. Batik juga merupakan salah satu solusi untuk
menambah devisa negara melalui perdagangan industri kecil dan menengah.
Batik
Indonesia diakui oleh dunia sebagai batik yang betul-betul sempurna
keindahannya, baik mengenai desain maupun proses pembuatannya. Batik menjadi
bagian dari 76 seni dan tradisi dari 27 negara yang diakui UNESCO dalam daftar
warisan budaya tak benda (Masterpieces
of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) melalui keputusan
komite 24 negara yang bersidang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada tanggal 2
Oktober 2009 lalu.
Sejarah
Perkembangan Batik
Ditinjau dari perkembangan, batik
telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Pada
mulanya, batik hanya dibuat terbatas untuk kalangan keraton. Batik dikenakan
oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian
batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini.
Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1 Zaman
Kerajaan Majapahit
Berdasarkan sejarah perkembangannya,
batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat
kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung
merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perkembangan batik. Pada
waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama
Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk
kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan
oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa
Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak
tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya
batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik
Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini
terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan
pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri
ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari
Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna
coraknya coklat muda dan biru tua.
2 Zaman
Penyebaran Islam
Batoro Katong seorang Raden
keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di
daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan
Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik pada saai itu masih terbatas dalam
lingkungan keraton akhirnya
membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren
Tegalsari mengajarkan anak didiknya ilmu agama dan bidang-bidang kepamongan.
Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu
Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono,
Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.
2.3.3
Batik Solo dan Yogyakarta
Batik di daerah
Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan
Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada
masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh
wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton
memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan
keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batik keluar dari
tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa
penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga
kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas,
Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka
membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.
2.3.4
Batik di Wilayah Lain
Perkembangan batik
di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang
Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang
sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif
dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas,
pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan
mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di
daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena
masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya.
Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan
Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai
ciri khas tersendiri.
Jenis-jenis Batik
Jenis batik di Indonesia dapat
dibedakan berdasarkan cara pembuatannya dan motifnya. Berikut adalah jenis-jenis batik:
1
Jenis Batik berdasarkan Pembuatannya
a. Batik Tulis
Batik tulis merupakan jenis
batik spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan
batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran,
dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah
batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang
pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan
juga tidak terlalu rumit.
b. Batik Cetak
Batik cetak atau disebut
juga dengan batik cap, merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau
alat cetak atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah
terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih
cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat diproduksi secara
banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses
pembatikan ini.
c. Batik Printing
Batik printing disebut juga
dengan batik sablon, karena proses pembatikan jenis batik ini sangant mirip
dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain diprint diatas
alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik khususnya
pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini
2. Jenis Batik berdasarkan Motif
a. Batik Jlamprang
b. Batik
Terang Bulan
c. Batik Cap Kombinasi Tulis
d. Batik Tiga Negeri Pekalongan
e. Batik Sogan Pekalongan
0 komentar:
Posting Komentar